Ayahku adalah orang pertama dalam hidupku yang mengenalkan kata perjuangan dalam hidupku, ayahku adalah orang pertama yang mengajarkan aku dinginnya air sungai sewaktu pagi hari, ayahku adalah orang pertama yang mengajarkan aku bagaimana turun ke sawah, ayahku adalah orang pertama yang mengajarkan aku naik kuda, dan ayahku jugalah orang pertama yang menggendongku sewaktu aku menangis karna terjatuh, juga ayahku adalah orang pertama yang marah ketika melihatku menjaili teman. Ayahku adalah orang nomor satu dalam hidupku.
Siang malam beliau bekerja demi pendidikanku, yah kami hanyalah sebuah keluarga yang hidup di sebuah desa yang kecil. Tak kala aku kelas 2 SD, aku harus rela berpisah dari beliau demi melanjutkan sekolah ke Kota Tarakan ini, beliau berusaha untuk tegar, tapi aku tahu, beliau pasti sedih. Ayah mana yang rela, anaknya yang masih kecil harus berpisah darinya.
Saat beliau berapa kali menghubungiku lewat telepon, aku tau beliau bukanlah orang yang pandai berbicara, tapi beliau memaksakannya, demi apa, hanya agar anaknya ini senang mendengar suara bapaknya. Aku tahu dan aku mengerti, bahkan dari desah nafas beliau pun aku sudah bisa menebaknya, beliau amatlah merindukanku, begitu juga denganku.
Saat aku sedih, bapak selalu memompa semangatku untuk terus menjalani hidup. Semangat yang beliau turunkan padaku, agar aku tak menjadi sepertinya, hanyalah seorang dari desa yang terpencil. Beliau ingin agar aku dapat membanggakannya, dan itu sedang kulakukan.
semuanya untuk ayahku tercinta :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar